“Book Descriptions: Imron duduk bagai anjing dengan lehernya terikat rantai yang biasanya dipakai Samuik. Lidahnya dijulur-julurkan, menirukan gaya anjing. "Ngapain kamu Imron?!" suara Pajatu meninggi, agak parau. Belum kumur-kumur. "Imron ingin menjadi anjing, biar disayang Ayah!" Pajatu terperanjat. Ia masih terpaku, ketika Imron, serta merta, menyalak ke arahnya, "Guk... Guk guk..., guk!"” DRIVE