“Book Descriptions: Kesepuluh sajak yang dimuat dalam buku ini merupakan sepuluh sajak pilihan A. Teeuw. Sajak-sajak ini telah membuat A. Teeuw jatuh hati—ingin memahami mereka sedalam mungkin. Dia bahkan menganggap mereka sebagai sepuluh sajak terbaik dalam kesusastraan Indonesia modern.
Perlu ditekankan bahwa A. Teeuw memilih kesepuluh sajak ini secara subjektif. Sebagai pembaca, dia telah mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dari sajak-sajak ini. Sajak-sajak yang dimaksud adalah “Kawanku dan Aku” (Charil Anwar), “Si Anak Hilang” (Sitor Situmorang), “Jante Arkidam” (Ajip Rosidi), “Salju” (Subagio Sastrowardoyo), “Cocktail Party” (Toeti Heraty), “Pada Sebuah Pantai: Interlude” (Goenawan Mohamad), “Sajak Lisong” (Rendra), “Ombak Itulah” (Abdul Hadi W.M.), “Husspuss” (Sutardji Calzoum Bachri), dan tiga sajak yang dianggap satu kesatuan oleh A. Teeuw, yaitu “Saat Sebelum Berangkat”, “Berjalan di Belakang Jenazah”, “Sehabis Mengantar Jenazah” (Sapardi Djoko Damono).
A. Teeuw menganalisis sajak-sajak pilihannya ini kebanyakan dari sudut bahasa, isi, makna, dan bunyi/irama. Meskipun A. Teeuw beranggapan bahwa sajak sebuah karya sastra merupakan keseluruhan yang bulat dan otonom, latar belakang pengarang kadang kala juga dicari hubungannya.” DRIVE