“Book Descriptions: Novel ini menceritakan pergolakan di awal kemerdekaan Indonesia dalam rentang waktu 1950-1954. Pak Junaidi menjadi pegawai Jawatan Mahkamah Islam Tinggi pindah tugas dari Jakarta ke Solo tatkala pusat pemerintahan dipindah ke Yogyakarta. ketika Agresi Militer Belanda II. Keadaan tetap sama baik ketika Pak Junaidi bertugas di Jakarta maupun di Solo. Si Bocah, anak Pak Junaidi, hampir tiap hari menyaksikan para tentara memikul senjata, apalagi setelah TNI Jawa Barat pindah ke Jawa Tengah. Pergolakannya adalah seputar Agresi Belanda II, oposisi Muso serta DI/TII. Tetapi Si Bocah tidak sedikit pun terpengaruh oleh kenyataan itu. Ia tetap menjalani kegiatannya sebagai pelajar biasa: siang belajar di Sekolah Negeri No 27, sore sekolah agama dan malam mengaji di surau. Uniknya, novel ini mengambil sudut pandang Si Bocah, sehingga peristiwa pertumpahan darah tidak mengerikan, namun justru menggelikan. Di luar semua itu, novel ini penuh dengan metafora-metafora yang mengejutkan.” DRIVE