“Book Descriptions: “Ya, begitulah. Baru-baru ini juga saya baca di surat kabar bahwa satu orang Belanda yang gelapkan duit f 1000 cuma dihukum 6 bulan.” “Tapi, kalau bangsa Bumiputera mencuri beberapa puluh rupiah bisa dihukum sampai satu tahun.” “Dan, Nona, ada lagi yang mencuri ayam saja dapat 3 bulan.” “Ya, kasihan!” “Itu belum seberapa. Orang Belanda kalau dihukum di bui Semarang masih enak. Dapat makanan baik, roti dan kentang, tidur pakai bulzak, bisa belajar ini dan itu sehingga mereka malah senang sekali. Keluar dari bui ada yang bisa dapat diploma. Tetapi, orang Bumiputera, bagaimana? Kalau jadi orang rantai, belum tentu ia tidak mati.”
Wage Rudolf Supratman, bukan hanya seorang wartawan handal dan sosok yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Satu tentangnya yang jarang dibicarakan adalah bakatnya menulis. Novel Perawan Desa adalah novel perdananya. Buku itu ditulis selepas kemunculannya di Kongres Pemuda II. Sayangnya gara-gara kemunculan itu gerak-geriknya dipantau pemerintah kolonial. Sebelum tersebar, novel Perawan Desa dibredel dan dianggap sebagai bacaan liar yang terlarang. Sampai berpuluh tahun, keberadaannya seperti tertelan bumi ...” DRIVE