“Book Descriptions: Ragil Satihardi digadang-gadang bakal menjadi penerus Taufik Hidayat di dunia bulutangkis, apalagi setelah mewarisi raket andalan yang pernah digunakan Taufik ketika menjuarai Olimpiade. Belakangan, prestasi atlet Pelatnas tunggal putra itu justru merosot tajam. Tekanan dari media sosial pun semakin membuat Ragil menarik diri.
Setelah gagal mewawancarai Susi Susanti, Sheva jurnalis muda di Tabloid Arena ditugasi untuk meliput aktivitas Ragil Satihardi. Harusnya sih tak susah-susah amat, andai saja yang dia hadapi bukan atlet sombong dan menyebalkan macam Ragil yang membuatnya nyaris putus asa.
Kegigihan Sheva dan dedikasinya sebagai jurnalis badminton menjadi tamparan halus bagi Ragil, dan entah mengapa keberadaan gadis itu di pinggir lapangan menunggu kesempatan wawancara menjadi penyemangat baginya untuk mencetak poin.
Dan ketika permainan semakin seru, Ragil dan Sheva dihadapkan pada dua pilihan; meraih satu poin tersisa kemudian menjadi pemenang, atau memberikan kesempatan kepada lawan untuk terus berjuang lalu menjadikan diri sendiri sebagai pecundang. Match point!” DRIVE