“Book Descriptions: Menik itu ya, ceriwisnya minta ampun! Kalau sudah nyerocos, sulit mengeremnya. Persis burung prenjak yang tidak berhenti berkicau. Sekarang coba bayangkan, kalau Menik harus berurusan dengan Aiman, cowok dingin yang super pendiam! Panik nggak? Panik nggak? Ya panik lah. Masa enggak!
Awalnya urusan Menik dan Aiman sebatas urusan mengantar jahitan. Tapi tak disangka ternyata merembet ke mana-mana. Menciptakan percikan, pertengkaran, bahkan kecelakaan… Sekarang, selain harus memikirkan tugas sekolah yang bikin galau, Menik harus berjuang menutupi perasaannya, termasuk menutupi segala apa yang terjadi antara dirinya dan Aiman.