“Book Descriptions: Demokrasi dan pasar telah merekayasa putaran lain: karena kini tak ada opini publik, hanya publik semata, maka si penulis-bintanglah—mereka yang paling tahu cara memanfaatkan media audiovisual, para “seleb media”—yang memberi prestise pada buku-bukunya, dan bukan sebaliknya, seperti yang terjadi di masa lalu. Alhasil, kita telah mencapai taraf degradasi suram yang telah diperkirakan paling bagus oleh Tocqueville: era para penulis yang “mementingkan sukses ketimbang keagungan”.
Alih-alih jatuh ke dalam depresi dan menganggap diri makhluk ketinggalan zaman yang ditampik oleh modernitas, penulis zaman sekarang harus merasa dipacu oleh tantangan berat untuk menciptakan sastra yang cocok bagi zaman kita dan mampu mencapai publik luas potensial yang menantikannya, yang kini, berkat demokrasi dan pasar, begitu banyak manusia bisa membaca dan mampu membeli buku, sesuatu yang tak pernah terjadi di masa lampau ketika sastra adalah agama dan penulis adalah sesosok dewa kecil yang diberi penghormatan dan pujapuja oleh “minoritas kebanyakan”. Tak pelak lagi tirai telah tertutup bagi para penulis narsis pengkhotbah itu; tetapi pertunjukan bisa terus berlanjut apabila para penerus mereka berusaha untuk lebih mengasyikkan dan jangan terlalu ambisius.
*
Mario Vargas Llosa telah menghasilkan tulisan-tulisan nonfiksi yang bila ditumpuk bisa jadi sama tebal atau bahkan lebih tebal dibanding seluruh karya fiksinya (di luar naskah drama, skenario film, dan cerita anak yang juga pernah dihasilkannya).
Tulisan-tulisan nonfiksi itu berupa esei dan kolom pendek, kajian panjang, pidato dan kuliah, bahkan buku utuh tentang permasalahan sastra, politik, seni rupa, atau kehidupan sosial budaya umumnya.” DRIVE