“Book Descriptions: Aku ketemu Damar di acara ospek kampus. Kesan pertama Damar di mataku nggak buruk, tapi nggak bagus-bagus banget juga sih. Dia bukan sosok cowok yang bisa menarik perhatianku begitu saja. Tapi dia punya cara sendiri supaya mataku meliriknya, dan diam-diam mulai memperhatikannya. Apa ya…? Hem, mungkin karena sikap datarnya itu lho, yang entah kenapa malah bisa membuatku nyaman. Waktu ospek itu Damar cuma ngasih kantong keresek pas aku nyaris mau muntah karena dipaksa terus makan sama panitia ospek.
Dengan muka datarnya, Damar Cuma bilang, “Nih, kebetulan aku ngantongin keresek kecil. Muntahin aja ke sana makanannya. Entar aku yang buang.” “Terus gimana kalau ketahuan?” “Nggak akan. Entar aku yang buang. Mereka udah cape marah-marah ngelihat muka datar aku.” Itu pertama kali aku berbincang dengannya. Dan sejak hari itu, aku baru menyadari kalau percakapan itu membuka jalan bagi dia untuk mewarnai hidupku.” DRIVE