“Book Descriptions: Serpihan-serpihan kenangan yang sangat personal–bersama sentimentalismenya–itulah Ampenan bagi saya. Pertama kali menulis puisi perihal kota ini adalah ketika saya tidak lagi bermukim di sana. Ketika saya sudah dewasa, rumah dijual, dan keluarga terpencar-pencar. Seperti ada yang memanggil-manggil saya untuk menuliskannya. Memanglah, sebuah panggilan membutuhkan jarak. Dan saya hanya menuruti panggilan itu. (Kiki Sulistyo)
Kiki membuat konfigurasi dalam sosok gadis "berambut merah" dalam puisinya yang bergerak antara penghadiran hubungan dunia perempuan dan lelaki sebagai sesuatu yang menggoda sekaligus yang asing. Yang-menggoda dan yang-asing sama-sama menjalankan fungsi yang sama: ketertarikan dan keterpisahan. Tetapi di sisi lain juga merupakan hasil diaspora oleh putusnya mata rantai sejarah. (Afrizal Malna)” DRIVE