“Book Descriptions: Ia lahir dengan nama Ibrahim pada masa paceklik. Tepat ketika bundanya melahirkannya, seorang lelaki tua misterius mendatangi ayahnya, Sutan Rasyad, dan berkata bahwa kelak putranya akan membawa perubahan besar di dunia. Pada usia yang masih muda, gelar datuk pamuncak telah disandangnya. Gairahnya yang besar akan pengetahuan mendorongnya berlayar ke Nederland. Tercampak dari tanah adat adalah konsekuensi yang harus ditanggungnya. Di negeri penjajah ia hidup fakir dan mengalami diskriminasi rasial karena kulitnya cokelat. Semangat revolusioner yang membakar Eropa mengubahnya menjadi seorang pejuang kemerdekaan. Ditemani Fenny van de Snijder, perempuan kulit putih yang dicintainya, ia melawan penjajahan melalui tulisan. Di sana ia lebih dikenal dengan nama pena: Tan Malaka!
Dari kota-kota di Nederland, Tan lantas bergerilya ke Sumatera dan Jawa, mengobarkan semangat perlawanan terhadap kaum penjajah. Ia harus berhadapan dengan para kapitalis perkebunan, sindikat pengusaha gula, dan Gubernur Jenderal Hindia. Dalam kejaran polisi intelijen pemerintah kolonial, Tan bergerak di bawah tanah untuk mencegah malapetaka pertama dalam sejarah Hindia abad ke-20.
Tan adalah sebuah novel sejarah yang mengungkap sisik-melik kehidupan Tan Malaka, salah satu sosok terpenting dalam kemerdekaan Republik Indonesia, bapak bangsa yang terlupakan.
Novel ini merupakan pengembangan dari naskah "Memoar Alang-alang" karya penulis, salah satu pemenang unggulan Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2010.” DRIVE