“Book Descriptions: Tak selamanya kita membandingkan satu hal dengan hal lain untuk berkompetisi. Tak selamanya melihat merekamereka yang menjadi juara untuk mematok standar baru tentang apa yang berhasil. Sesekali kita perlu benar menoleh ke sisi lain, ke mereka yang tertatih-tatih, yang terjatuh, bahkan yang tak bisa berlari. Dunia semestinya tak melulu soal menjadi lebih baik setiap hari, tapi juga memastikan tak ada yang ditinggalkan. – Ada Rumput Tetangga Yang Lebih Kering Meranggas
Sebagai seorang pembaca, dengan mudah saya juga akan membela banyak jenis novel sebagai karya sastra. Tak hanya novel romansa, tapi juga cerita silat, novel horor, atau cerita detektif. Seperti film-film Marvel, novel-novel itu juga tak hanya bisa dinikmati sebagai sensasi hiburan semata, tapi juga bisa menjadi pintu diskusi intelektual – Bukan Sinema, Bukan Sastra, Juga Bukan Kopi
*** Satu hal yang bisa menerangkan apa isi buku ini, ia merupakan kumpulan sebagian besar esai-esai yang pernah ditulis Eka Kurniawan untuk Jawa Pos. Diawali beberapa tahun lalu ketika ia sesekali mengirimkan esai untuk ikut berkomentar mengenai perkara hangat. Tak banyak, mungkin satu atau dua esai dalam setahun.
Bicara tentang sastra dan kebudayaan barangkali hal paling awal dan sering dilakukan. Tapi, diam-diam ia sering juga berpikir untuk menulis hal-ihwal lainnya. Politik, dinamika sosial, dan sedikit perbincangan mengenai etika atau sesat pikir dalam ranah filosofis, misalnya.” DRIVE