“Book Descriptions: Kemampuan Aislin menyerap berbagai emosi dari orang lain mengharuskan dia mendirikan tembok dalam hatinya agar tidak terpengaruh. Itu sebabnya Aislin jengkel sekali ketika atasannya menyuruhnya dan empat orang lain menyepi ke pulau pribadi agar pekerjaan mereka menulis naskah lekas selesai. Terlebih lagi, bukan hanya terjangan emosi rekan-rekannya yang membuat Aislin kewalahan. Sesuatu yang jahat bangkit di pulau itu dan mengusik mereka. Komunikasi ke dunia luar terputus, kabut menelan pulau, halusinasi akan ketakutan terbesar mereka memorak-porandakan benak. Di tengah tabrakan emosi dan teror yang mencekik, Aislin tidak tahu apakah kewarasannya bisa bertahan.” DRIVE