“Book Descriptions: Pada hari ketika Dogani akan dibunuh, tiga ekor elang mengitari rumahnya. Pertanda itulah yang membuatnya berpikir bahwa Nawi, anak laki-laki satu-satunya yang sedang terserang malaria akan segera mati. Dogani nekat masuk ke area perkebunan, tetapi sama sekali ia tak menyangka bahwa itu pertanda kematiannya sendiri. Beberapa kali ia telah mendapat peringatan dari warga. Hingga pagi keesokan harinya, Nawi membuka pintu dan menemukan potongan kepala Dogani dalam kantung plastik di depan pintu rumahnya.
Kematian menjadi sangat lumrah. Nilai kemanusiaan menjadi jatuh murah di tengah carut-marutnya tatanan sosial, juga konflik horizontal yang ibarat sekam. Dalam kenyataannya, konflik yang berujung kematian tidak melulu disebabkan oleh perbedaan ideologi, tidak jarang disebabkan oleh ekonomi juga fitnah.” DRIVE