“Book Descriptions: Tidak ada yang lebih menyakitkan ketimbang hubungan yang berakhir dengan penuh tanda tanya. Ketika kamu harus dipaksa ikhlas atas perpisahan yang terjadi tanpa kamu tahu apa yang salah dari hubunganmu kemarin. Dia pergi dan menghilang, tanpa mau memberitahumu alasan yang sebenarnya. Lalu, kamu akan dipaksa melewati hari demi hari dengan terus menyalahkan diri sendiri.
Apa kurangku? Apakah dia tidak bahagia bersamaku? Apa yang selama ini dia cari dan tak dia temukan di diriku? Apakah selama ini aku tak cukup mampu untuk membuatnya bahagia?
Itulah perasaan yang selama ini Ami derita. Seorang gadis cantik bertubuh mungil yang dipaksa harus merelakan hubungannya bersama Raga berakhir, tanpa ada sedikit pun penjelasan yang dia dapatkan. Trauma, Depresi, kantung mata, rambut rontok, dan segala macam obat tidur harus dilaluinya selepas hari-hari sial pascaperpisahan terkutuk itu. Meski sulit, Ami tetap terus berusaha untuk melanjutkan hidupnya. Perjalanan penuh luka itu akhirnya membawanya ditemukan oleh seseorang yang baru. Yang lebih mencintainya. Yang tak pernah sekali pun pergi meninggalkannya. Mereka berdua mulai membangun cerita bahagia dan Ami perlahan mulai bisa mengikhlaskan Raga.
Namun, dua hari sebelum pernikahannya, Raga—lelaki yang selama ini diam-diam masih dicintainya—tiba-tiba hadir di keadaan yang benar-benar membuat Ami merasa hampir setengah gila. Seketika itu juga, semua pertahanan, dinding pembatas tinggi yang dibangunnya, dan semua usaha Ami untuk akhirnya bisa ikhlas itu, tiba-tiba sirna begitu saja.
Apakah pada akhirnya Ami berhasil menemukan jawaban atas segala pertanyaannya selama ini? Lantas, apakah Ami akan kembali bersama Raga, lelaki yang sudah melukainya teramat dalam, namun juga masih menjadi segala doa yang kerap ia layangkan dalam diam
Sometimes, the hardest goodbyes are the ones when things are still left behind, unsaid, unfinished, unforgotten; the ones that never actually ends.” DRIVE